Hadirnya ADEI untuk UKM dan Perekenomian Indonesia
Akhir-akhir ini banyak tersiar kabar tentang industri-industri berjatuhan, mengalami kebangkrutan dan kesulitan keuangan karena serangan teknologi digital di berbagai sektor. Tutupnya perusahaan taksi terbesar di San Fransisco Yellow Cabs setelah beroperasi puluhan tahun karena munculnya UBER sebuah perusahaan teknologi digital yang menciptakan pasar baru dalam bisnis transportasi dunia.
Di Amerika, Walmart terpaksa melakukan downsizing akibat keputusan menutup 269 toko yang melibatkan sekitar 16 ribu karyawan, karena konsumen beralih ke online shopping atau e-commerce terutama kesuksesan amazon.com menjadi everything store. Di Indonesia sendiri digital war ini mengimbas industri rekaman Disc Tarra yang menyatakan kebangkrutannya per 31 Des 2015 lalu. Sepinya pembeli di mall-mall, turunnya revenue perusahaan transportasi, pindahnya sopir taksi ke Go-Jek dan kemudahan berbelanja online dengan CoD (cash on delivery) menjadi pilihan masyarakat.
Indonesia adalah pasar digital terbesar di ASEAN, dimana kompetisi dan tantangan era digital sudah di depan mata apalagi telah dimulainya MEA per 1 Januari 2016. Pasar e-Commerce diprediksi akan tumbuh 7,2 kali lipat atau sekitar USD 130 Milyar dalam lima tahun kedepan. Sementara potensi pasar digital di sektor industri lain masih belum di garap secara maksimal, seperti digitalisasi sektor pertanian, pariwisata, transportasi, property, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Kalau potensi bisnis digital ini digarap dengan baik, tentunya akan mampu menumbuhkan ekonomi digital di Indonesia dan menyumbang GDP 2-3%, khususnya sektor UMKM. “Para pelaku usaha digital, praktisi digital dan akademisi yang memiliki passion di ranah digital harus bersatu untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu dibentuklah Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia ini sebagai wadah untuk memajukan perekonomian Indonesia yang berbasis teknologi digital”, jelas Frans Budi Pranata, CFO Zalora sekaligus Ketua Dewan Pembina ADEI pada acara Deklarasi yang dilaksanakan di Marquee, Cyber Tower 2 Jakarta (1/2).
Jadi ADEI akan berfungsi sebagai hub yang membantu para pelaku industri dan Pemerintah dalam berbagai aspek untuk mempercepat pemanfaatan teknologi digital, sehingga dapat berkontribusi dalam menciptakan digipreneur ”,jelas Bari Arijono CEO & Founder Digital Enterprise Indonesia sekaligus Ketua Umum ADEI.
Tentang ADEI
ADEI merupakan suatu wadah berkumpulnya para pelaku usaha, akademisi, praktisi, peneliti dan insan yang bergerak dalam bidang digital di Indonesia. ADEI digagas pada bulan Oktober 2015 oleh beberapa pelaku industri digital, antara lain : Frans Budi Pranata (CFO Zalora Indonesia), Bari Arijono (CEO & Founder Digital Enterprise Indonesia), Handito Joewono (Chief Arrbey & KADIN), Bayu Prawira Hie (Founder IBC & KADIN), Prof. Roy Sembel (Dean IPMI Business School), Alfred Boediman (VP Samsung RIN), Herwinto Sutantyo (XL Digital Business Advisor), Joedi Wisoeda (Ascend Country Director), Michael Abimanyu (Chairman DEI), Wilson Partogi (CEO Ladova).
Visi ADEI : Mempercepat pemanfaatan teknologi digital di semua sektor Industri
Misi ADEI : Menumbuhkan dan mewujudkan ekonomi digital yang berdikari, berdaulat dan berkepribadian Indonesia
Program Kerja ADEI
Di tahun 2016 ini ADEI berencana untuk membangun 1 juta Waroeng Digital yang akan di luncurkan sekitar Bulan Juni. Waroeng Digital merupakan kerjasama ADEI dengan UMKM maupun para pedagang/toko kelontong untuk memanfaatkan teknologi digital agar tetap survive dalam persaingan di era digital. “Tujuannya selain menaikkan taraf hidup pelaku usaha, tentu juga turut serta membudayakan gaya hidup mobile, cashless dan online”,tambah Bari Arijono.
Adapun manfaat bergabung dengan Waroeng Digital antara lain adalah:
1.Mendapatkan fasilitas kredit tanpa bunga & jaminan untuk aktivasi paket smartphone & aplikasinya.
2.Pelatihan dan pembinaan bisnis UKM Digital.
3.Membangun rumah sederhana untuk para pelaku usaha UKM dengan model crowdfunding.
Sementara itu, Program jangka panjang ADEI adalah :
– Pengembangan talent digital, standarisasi keahlian dan sertifikasi digital.
– Pendampingan proses transformasi industri ke arah bisnis digital
– Memberikan kemudahan akses finansial untuk pengembangan usaha digital
– Menyatukan eco-system digital di Indonesia agar siap menghadapi MEA dan persaingan dari luar
– Mengusulkan, membangun dan mengembangkan DNA (Digital National Agenda) bersama pemerintah maupun swasta.
Deklarasi ADEI ini diharapkan menjadi momentum untuk mempercepat perkembangan perekonomian digital di Indonesia, tidak hanya dibidang e-commerce tetapi diseluruh bidang perekonomian,”tambah Lyra Puspa, Bendahara dan Ketua Panitia Deklarasi ADEI sekaligus CEO Brilliant Digital Academy. Pihaknya berharap kehadiran ADEI bisa menjadi mitra pemerintah maupun dunia industri digital Indonesia maupun masyarakat luas sehingga dapat memanfaatkan kecanggihan dan perkembangan tekhnologi digital yang demikian cepat untuk kesejahteraan umat manusia.
keren mba..klo mw gabung gimana caranya? moga bukan wacana aja ya..dan bisa ngefek ke UKM digital sperti saya ini