Curcol – Ketika Ingin Maju tapi tak Merubah Cara
Artikel kali ini curcol saya alias curhat colongan atau malah mungkin curhat terang-terangan. Ceritanya begini, 4 hari yang lalu saya full menguji mahasiswa kampus umar usman, ujian untuk laporan magang mereka sama Business Plan mereka. Banyak kasus yang ditemui saat ujian berlangsung. Setiap mahasiswa diberikan waktu antara 20-30 menit untuk menjawab pertanyaan saya (mewakili marketing) dan Pak Cecep (mewakili produksi).
Banyak pertanyaan aneh, banyak langkah bisnis yang unik, ada yang tidak siap, ada juga yang super pede dengan omset dan profitnya. Semuanya lengkap dan sangat super menarik. Tapi dari semuanya, saya as penguji juga mengalami masalah yang sama, mungkin bobotnya saja kita agak sedikit berbeda. Ujian mahasiswa kemarin seperti menjadi warning buat saya pribadi agar membenahi segala lini baik finance, marketing, sistem dll.
Ya… kita sama-sama sedang diuji dengan bisnisnya masing-masing, kita sedang disuguhkan lembar ujian yang berbeda, tapi kita semua punya tujuan yang sama yaitu LULUS dengan PROFIT yang oke, no Debt, karyawan happy, dan produk atau jasa kita bermanfaat diluar sana.
Sudah seharusnya buat saya sendiri mulai menyelesaikan masalah ini satu persatu, mulai upgrade ilmu lagi, mulai mentoring lagi, mulai berlari kencang lagi. Dulu, mungkin masalah saya adalah bagaimana membuat website saya banyak dikunjungi, sekarang saya lagi ketahapan bagaimana website saya dapat menghasilkan LEADS yang bagus, ranking, dll.
Mungkin dulu masalahnya adalah, bagaiamana maintanance 1 web ini, sekarang masalahnya bagaiamana me-ngurus 10 web lebih dalam satu waktu. Selalu menantang dengan banyak urusan. Tapi serunya, tahun ini banyak ilmu yang didapat, mulai email marketing, membaca data analytics, growth hacking, marketing dll, hmmmm… masih banyak PR yang harus dikerjakan. Ujian sesungguhnya baru saja dimulai. Ujian memberikan manfaat sebanyak-banyaknya untuk konsumen dan masyarakat secara umum.
Curcol ini akhirnya memberikan kesimpulan sederhana, selesaikan masalahmu satu-satu. Pelan-pelan selesaikan dan saatnya terus belajar dari siapapun, fokus ke tujuan dan proses, dan berani mencoba (tabok muka sendiri, karena keberanian saya turun ketika ingat dulu pernah bangkrut). Keep Move on… profesi digital marketing memang bukan profesi yang dibangun satu atau dua hari, tapi dibangun sumur hidup segenap jiwa dan raga.. membutuhkan cinta yang banyak disana, membutuhkan semangat yang harus tak berhenti seketika, membutuhkan banyak inspirasi untuk tetap waras ditengah-tengah kecepatan perubahan di dunia teknologi. Selamat datang ujian, selamat datang perjuangan… Bismillah
#ArtikelCurcol #Absurd #DigiWoman