Ketika Para Olshop Instagram “Suka” blacklist Calon Konsumennya

Yap, pagi ini diskusi lumayan rame di Group Line instagram, Group LM namanya, digawangi sama emak diah sama mba ade. Kalau boleh dibilang saya jugaagak pasif di group ini, saya lebih suka diskusi dan silaturahim. Maklum sampai detik ini saya belum fokus total di instagram, saya maenan IG lebih untuk share aktifitas dan ide-ide yang ada di kepala. Kenapa saya belum aktif di IG, karena sejauh ini konsumen saya datang dari Google, dari SEO dan youtube so… saya masih memaksimalkan lini diatas saja untuk bisnis saya yang admin, jasa tulis artikel dan creator web.

Oke kembali lagi membahas tentang “tren” terbaru para olshop alias online shop yang sekarang jadi doyan blacklist, BC dan share tentang calon konsumennya yang suka Chat lama Beli Kaga (CLBK) atau yang suka PHP. Fenomena ini agak sedikit mengusik hati saya, agak gimana gitu rasanya “agak over acting”. Ini asli pemikiran otak saya yang terkadang adalah di posisi konsumen, ini pemikiran saya yang juga profesinya adalah pebisnis, tapi pemikiran ini kok jadi seperti berlawanan arus dengan tren para pelaku blacklist IG, hmmm… ya begitulah. So, saya mau share saja berdasarkan pemikiran saya, berikut ada beberapa point :

A. Sebagai Pembeli

  1. Posisi saya sebagai pembeli adalah ingin mengetahui info lengkap tentang produk yang mau saya beli, baik ukuran, jenis bahan, varian warna, harga, plus and minusnya dan masih banyak lagi.
  2. Setiap pembeli ingin memastikan produk yang dia pilih adalah sesuai dengan persepsi nya , yap benar persepsi karena persepsi orang ketika melihat suatu gambar bisa jadi berbeda-beda. Misalnya ketika melihat baju, mungkin saya akan fokus bertanya “apakah baju ini longgar”, dan bisa jadi ada konsumen lain yang bertanya “apakah bahannya tipis?” dan masih banyak lagi. Setiap konsumen mempunyai persepsi masing-masing, dan apalagi ketika transaksi ini dilakukan secara online, yang cuma terlihat via gambar. Transaksi offline saja kita agak “cerewet” apalagi online. So, maka akan terjalin komunikasi alias chatting yang intens antara pembeli dan penjual. Intens.. alias sering chat (catat ya…).
  3. Pasti anda akan bertanya, Anda penipu bukan ya ?. Para pembeli online sering sekali melontarkan pertanyaan seperti ini, terutama bagi mereka yang baru merasakan sensasi belanja online atau bagi mereka yang baru “kenal” dengan seller tersebut. Dan menurut saya, hal ini wajar. Namanya baru kenalan.. ya pertanyaan ini akan wajar dilontarkan. So, untuk seller.. ga usah baper apalagi sampai diet karena stres dibilang penipu sama beberapa buyer. Sabar…
  4. Dan banyak request dari kami para pembeli produk, ingin dikirim cepat, ingin diskon, ingin gratis ini dan itu. Dan semuanya wajar… karena tiap konsumen ingin mendapatkan produk dengan kualitas dan harga yang bagus. Ingat, harga yang bagus bukan berarti murah ya. Mahal atau murah tergantung dari dompet eh bukan tergantung dari token masing-masing.

Lalu bagaimana dari segi Penjual alias Seller, yukk kita bahas:

  1. Jenuh, ya.. jenuh dan bosen jawab pertanyaan yang sama dari setiap buyer. Nanya ukuran, jenis bahan, nanya ongkir ada diskon ga ? dan seterusnya. Dan kejenuhan ini yang membuat kami para seller terkadang seperti mesin bahkan saya pribadi kadang nutupin HP pake bantak karena puyeng.
  2. Stres, ya iyalah stres.. stok barang banyak tapi yang yang order sedikit, banyak yang nanya tapi akhirnya yang transfer hanya hitungan jari, jadi bawaanya jadi esmosi alias marah-marah mulu, apalagi kalo seller belum makan siang, bisa galak ga ketulungan.
  3. Waktu merasa sia-sia, ketika ada konsumen yang bolak balik nanya hal yang sama tapi ga mudeng-mudeng, ini lumayan memakan waktu dan tenaga. So, hal ini bisa menjadi pencetus backlist terhadap akun buyer. Karena sudah esmosi jiwa, sudah merasa di PHP, sudah merasa di”kerjain” dll. So, intinya sudah bad mood… bawaanya ambil golok lalu cari ayam.
  4. Orderan numpuk, karyawan error, ekspedisi lola dan seterusnya akan membuat para seller ini menjadi naik pitam bahkan tensinya terancam masuk ke tekanan darah tinggi. Ditambah lagi kalau sudah ada calon buyer yang mau beli produk berapa kodi, tiba-tiba tanpa sebab dan tanpa angin serta hujan malah ga jadi beli alias cancel dan chat hanya di read saja, dan hasilnya tumpukan produk yang siap dikirim jadi teronggok terlihat seperti tanggal tua yang bikin tensi langsung ngedrop. Hmmm…

So, dari kedua belah pihak ini, yang perlu kita cek adalah SELLER, ya.. jika kita adalah pebisnis berarti kita harus mulai membekali diri dengan ilmu-ilmu kejiwaan (ahli jiwa xxixixi), kita harus mulai belajar bagaimana handling konsumen, bagaiamana seni menjawab pertanyaan mereka, perlu belajar meditasi atur nafas ketika handle buyer yang unik. Ya… kita belajar tentang customer satisfaction dan mulai membuat sistem agar bisnis yang kita jalankan menjadi adem ayem bak rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warahmah (ini doa pribadi, xixixi).

Dan sebagai buyer, alangkah baiknya kita mulai sopan dan sabar dalam order barang. Karena sabar pangkal kaya… Sabar bikin cantik karena terhindar dari kerutan dst. Lalu bagaimana dengan para Olshop yang suka blacklist ??? Kalau saya pribadi, mending cari olshop yang hatinya tenang, baik dan ramah. Olshop yang sabar handle buyer kaya kita yang unik. Dan ini tips ala saya, saya biasanya malah minta ke Seller langganan saya untuk merekomendasikan temannya yang jual produk yang saya butuhkan. Hihihi .. aslinya saya males ribet dan ga mau repot kalau lagi naksir produk. Saya lebih percaya rekomendasi teman dan kolega… so far tidak pernah dikecewakan.

Oke sudah ya… stop backlist orang, yuk baca- baca lagi buku-buku tentang bisnis, join seminar bisnis dan saatnya ber-Networking dengan pebisnis-pebisnis lain. Tantangan kita masih banyak ada MEA, ada produk import, ada pemalsuan produk dan masih banyak seller-seller jomblo… ingat tantangan kita banyak, so.. keep fighting till the end. Saya tidak memasukan foto akun contoh mereka-mereka yang di blacklist karena ada unsur sakit hati dan galau 😀 .

Note : artikel ini dibuat dari efek si penulis belum sarapan, efek baca buku marketing nya Markplus, buku bisnisnya ActionCoach, buku motivasinya Passion Coach om dedy dahlan… dan ambil yang baik, buang yang jelek.. gitu ajah. #SayaIsahKambali #InternetMarketingSpecialist

Baca juga :

Ngeblog itu seperti menulis DIaRY – 

(Dilihat 6,188 times, 1 visits today)

10 thoughts on “Ketika Para Olshop Instagram “Suka” blacklist Calon Konsumennya

  1. Artikel bagus, saya sebagai pelaku bisnis online juga sering menghadapi hal demikian. Konsumen dengan segala perilakunya adalah mereka yang harus kita layani apapun konsekuensinya. Kaitannya dengan blacklist dengan alasan gak jadi beli saya kira kurang pas.

    Blacklist lebih pas untuk mereka yang melakukan transaksi fiktif, misalnya dengan mengirim slip palsu atau tindakan ilegal lainnya. Namun bila ada yang tidak jadi beli karena satu dan lain hal, simpel sekali saya edukasi tim penjualan saya dengan mengatakan bahwa itu memang belum rezeki kita. Kita doakan saja supaya orang tersebut dimurahkan rezekinya supaya bisa beli produk kita.

    Bukankah setiap doa akan kembali ke yang mendoakan? #benerinkopiah :p

    Akhir kata kuncinya adalah dengan memberikan deskripsi produk secara detil, untuk mengurangi potensi buyer bertanya2 dan akhirnya memutuskan gak jadi beli karena produknya gak jelas.

    Salam,

    Ega
    http://www.theflatshoescompany.com

  2. Sarapan Pagi

    Bukan Soal BAKAT, tapi Soal MENTAL!

    Dagang itu bukan perkara laku sedikit atau banyak

    Dagang itu tentang mental

    Mental bahwa dagang tak selalu laku
    Mental bahwa dagang tak selalu mulus
    Mental bahwa dagang Kadang sepi pembeli
    Mental bahwa dagang kadang menghadapi kerugian

    Seni berdagang tetap indah,
    Saat laku deras sederas air hujan, atau saat sepi kering sekering kerontang.

    Tetap jalani bagaimanapun Allah menentukan takdir-Nya

    Yang harus terus diyakini adalah,,,

    Inilah jalan nafkah,,
    yang terkandung berlimpah berkah di dalamnya

    Inilah jalan nafkah,,
    Yang Rasul dan para Sahabat melakukannya

    Inilah jalan nafkah,,
    Yang 9 pintunya terbuka
    Untuk mereka yang mau bersusah payah

    Yang harus diingat,,
    Harta hasil dagang, bukan kekayaan apa yang bisa kita belanjakan,
    sebanyak apa harta yang dapat dikumpulkan

    Tapi…
    Sebesar apa dari harta itu bisa bermanfaat untuk membahagiakan orang lain

    Karena kebahagiaan hakikatnya adalah saat kita mampu membahagiakan orang lain…

    Semakin banyak uang yang kita kumpulkan semakin banyak orang yang bisa kita bahagiakan…

    Jadi…
    Teruslah berdagang
    Teruslah memburu omzet,

    Sedikit banyak hasil yang di dapat tetap indah, karena itu adalah seni berdagang…

    ig @fenty_Stile
    fb.com/fentystile

  3. saatnya kita lebih bijak , kapan harus Blacklist kapan harus edukasi dan edukasi…

    Keep Move On..
    YUk cetar after lebaran

      1. Saya Cyndi Athia
        Nim : F1141201022
        Siap hadir matrikulasi wajib mahasiswa baru bimbingan dan konseling serta mematuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.

    1. bisa bahaya sih mba, karena nama branding kita kena.

      padahal seharusnya kan kita konfirmasi dulu, jangan buru2 backlist orang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *